Kamis, 06 Agustus 2009

Pengusaha dan Malaikat


Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia Roh seorang

Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.Malaikat memulai pembicaraan, "kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "apakah besok pagi aku sudah pulih?pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".Dengan lembut si Malaikat berkata, "anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu".Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka". Kata Malaikat, "aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh," Tuhan, aku tau kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri", dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat". Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya. Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat ! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang! Dengan setengah bergumam dia bertanya, "apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"Jawab si Malaikat,'" ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah". Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu. Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00". Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu. Bukankah itu Panti Asuhan? kata si pengusaha pelan. Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tau tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain. Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia. Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Esensi Kebaikan


Esensi kebaikan adalah arti yang paling dasar dari suatu kebaikan. Melakukan sesuatu yang baik tetapi kehilangan esensi kebaikan, perbuatan itu menjadi sia-sia.
Orang yang kehilangan esensi kebaikan, ia akan berbuat baik tetapi ia menjadi congkak dan bangga akan dirinya sendiri, ia akan lupa segala sesuatu yang baik yang bisa ia kerjakan berasal dari Tuhan, ia tidak rendah hati tetapi meninggikan dirinya karena merasa mampu melakukan kebaikan dan pada akhirnya ia akan merendahkan orang lain dari sikap, perkataan dan pandangannya.
Orang yang kehilangan esensi kebaikan biasanya mengerjakan kebaikan karena motivasi tertentu supaya ia bisa mendapatkan sesuatu dari apa yang sudah ia kerjakan.

Ø Menjaga esensi kebaikan
Salah satu cara menjaga esensi kebaikan adalah merendahkan hati dan mengendalikan diri.

Yohanes pembaptis mengatakan “ Biarlah Engkau semakin besar dan aku semakin kecil”, ini adalah ekspresi dari kerendahan hati Yohanes pembaptis.

Rasul Paulus mengatakan “Sesungguhnya harta kekayaan ini aku simpan dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa segala sesuatunya berasal dari Allah”, adalah ekspresi rendah hati.

Seorang rasul harta kekayaannya adalah pelayanannya, ia juga menyatakan itu berasal dari Allah bukan karena kemampuannya. Kekayaannya adalah pelayanannya yang ia simpan dalam bejana tanah liat, yaitu tubuhnya sendiri yang digambarkan mudah pecah jika tanpa ditopang kekuatan dari Allah.

Perkataannya yang lain, “Aku melatih diriku sedemikian rupa, supaya jangan setelah aku melakukan semuanya itu aku sendiri ditolak”, adalah gambaran bahwa rasul Paulus mengerti esensi kebaikan dan menjaganya.



Seorang muda yang kaya berkata kepada Yesus “Guru yang baik…”, tetapi sebenarnya ia sendiri hendak menyatakan bahwa dirinya adalah baik karena perbuatan yang sudah ia kerjakan, karena itu Yesus berkata, “Mengapa engkau mengatakan sesuatu yang baik kepadaku? Hanya Allah saja yang baik”.

Orang muda yang kaya ini mengajukan pertanyaan, “Perbuatan baik apa yang harus aku lakukan supaya mendapat hidup kekal?”, melalui pertanyaan ini sebenarnya ia merasa bangga karena perbuatan-perbuatan baik yang sudah ia kerjakan. Ia tidak menyadari bahwa sesuatu yang baik yang bisa ia kerjakan berasal dari Allah dan Allah saja yang baik dan layak mendapat pujian.

Mengenai pertanyaan orang muda yang kaya ini, Yesus tidak memberikan jawaban langsung kepadanya (bagaimana mendapatkan hidup yang kekal?), karena Yesus sudah mengetahui hati dan pikiran orang muda yang kaya ini, karena ia bangga dengan perbuatannya yang baik dan kekayaannya. Baru setelah itu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna , juallah seluruh hartamu berikan kepada mereka yang miskin dan ikutlah aku”, orang kaya ini tidak sanggup mengerjakannya, karena banyak hartanya, pernyataan Yesus ini merujuk pada kelemahan dari orang muda yang kaya ini, sebenarnya ia bisa berbuat baik karena ia memiliki banyak harta. Dengan hartanya seakan ia bisa melakukan segala sesuatu tetapi Yesus mematahkan pandangan si kaya ini.

Ketika kita bangga dengan perbuatan baik yang sudah kita kerjakan, kita akan kehilangan esensi kebaikan. Adalah lebih baik jika kita tidak mengingat lagi kebaikan yang sudah kita kerjakan, tetapi terus melakukan kebaikan itu. Janganlah mencanangkan perbuatan baik yang sudah kita kerjakan.

Ingat manusia tidak jatuh karena dosa saja tetapi perbuatan yang baikpun bisa membuat manusia jatuh dalam kesombongan.

Melakukan kebaikan itu penting, bahkan Tuhan Yesus sendiri berkata, “Bukan orang yang menyebut NamaKu Tuhan, Tuhan masuk dalam kerajaan BapaKu, tetapi mereka yang menuruti dan melakukan perintah-perintahKu”.

Tetapi FirmanNya selanjutnya mengatakan bahwa pada waktu itu banyak orang akan berkata bahwa mereka bernubuat demi namaNya, mereka melakukan mujizat demi namaNya, bahkan menumpangkan tangan bagi mereka yang sakit, tetapi Yesus berkata, “Enyahlah kamu semua pembuat kejahatan” (Kitab Matius).

Jadi sekalipun kita sudah berbuat baik tetapi kita jatuh dalam kesombongan dan bangga pada diri sendiri atau melakukan kebaikan dengan motivasi tertentu tanpa ketulusan, kita kehilangan esensi kebaikan dan kita akan ditolak. Seharusnya kita bangga kepada Allah dan memuliakan Allah yang sudah mengaruniakan kasih karuniaNya sehingga kita bisa meneladani Dia, karena RohNya yang ditaruh dalam kita yang menopang kita mengerjakan rencana-rencanaNya yang baik dalam hidup kita.

FirmanNya mengatakan, “Belajarlah dari padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati…”.

Tujuan Hidup Manusia


Ø Apakah tujuan hidup anda?
Jika Allah menciptakan segala sesuatu pasti mempunyai tujuan, termasuk kita sebagai manusia. Seseorang yang menciptakan alat/mesin, menginginkan alat itu bisa berfungsi seperti tujuan diciptakan.
Jika alat itu tidak berfungsi seperti tujuan diciptakan maka si pencipta akan kecewa. Demikian juga Allah menciptakan manusia menginginkan supaya manusia hidup sesuai dengan maksud dan tujuan Allah.

Tujuan utama Allah menciptakan manusia adalah mempermuliakan namaNya.

Tujuan lain Allah menciptakan manusia adalah supaya manusia menemukan kebahagian di dalam hidupnya. Sebab tidak mungkin Allah menginginkan manusia hidup di dalam penderitaan.

Ø Bagaimana manusia bisa menemukan kebahagiaan di dalam hidup?

1. Mengerjakan perintah-perintah dan larangan Allah dan hidup sesuai kehendakNya.
“Berbahgia adalah mereka yang mendengar perintah-perintahKu dan yang melakukannya”.

“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti” (Yesaya 48: 18).

“Berbahagialah kamu yang lapar,…”.

“Berbahagialah kamu yang haus akan kebenaran…”.

“Berbahagialah kamu yang murah hatinya…” dst.

Cara ini adalah sama dengan mengerjakan perintah utama Allah yang pertama, yaitu:
“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dengan segenap akal budi dan kekuatanmu”.

2. Mengerjakan perintah utama Allah yang ke-2.
“Kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri”.

Saat kita mengasihi sesama, kita melihat mereka seperti diri kita sendiri. Dengan melayani dan melihat mereka dan diri kita sendiri adalah gambaran Allah, sehati dan sepenanggungan kita akan menemukan kebahagiaan sejati hadir dalam hidup kita. Karena kebahgiaan sesungguhnya tidak didapat dari harta, status sosial yang tinggi (pangkat, jabatan atau gelar), pamor dan kekuatan, tetapi mengerjakan sifat kasih yang diberikan Allah kepada manusia.

Saat kita menyimpan sakit hati/dendam, kita tidak menemukan kebahagiaan. Ini adalah hal yang merugikan dan menyakiti diri sendiri tetapi saat kita mengasihi dalam wujud mengampuni kita menemukan kebahagiaan. iika kita tidak mengampuni kesalahan saudara kita, Allah juga tidak akan mengampuni dosa dan pelanggaran kita.

Ø Mengasihi sesama berarti mengasihi Allah.
Alamat Tuhan tidak sekedar di dalam tubuh kita sendiri, tetapi di setiap pribadi sesama kita. Firman Tuhan:
“Ketika engkau melihat mereka lapar dan haus dan engkau memberi mereka makanan dan minuman, engkau melakukannya untuk Aku”.

“Ketika engkau melihat mereka telanjang dan engkau member mereka pakaian, engakau mengerjakannya untuk Aku”.

Sesama kita adalah wujud gambaran kita sendiri dan gambaran Allah.

3. Tujuan hidup manusia berikutnya (setelah manusia jatuh dalam dosa), menentukan hidup yang kekal setelah kehidupan yang sekarang.

Orang yang bijak akan berjaga-jaga dan tahu menentukan tujuan hidupnya.
“Ajar kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Doa Musa dalam Mazmur)

Suatu hari kelak engkau akan mengenakan kain putih berkilau-kilauan, itu adalah jerih payahmu, yaitu amal perbuatan baikmu selama engkau hidup di dunia”.

Perbuatan yang baik/sesuai dengan kehendak Allah dan perbuatan jahat, menentukan kehidupan kita di masa mendatang, hidup kekal/kematian kekal.

“Apa yang engkau ikat di dunia akan terikat di surga, apa yang engkau lepas di dunia akan terlepas di surga”.

Berbuat dosa mengaburkan nama kita di dalam kitab kehidupan sampai akhirnya nama kita benar-benar terhapus.

Tuhan juga ingin hidup kita diberkati, dalam pergertian bukan saja dalam berkat jasmani, tetapi juga kerohanian yang bertumbuh semakin serupa dengan gambaranNya.